My Name Story (Musmuliyadi)
Saya lahir dengan sebuah nama sederhana “Mulyadi”, dari nama ini jelas
sekali saya keturunan Jawa namun di lahirkan di sumatera. Ayah saya asli
berdarah Jawa Timur – Tulung Agung dan Ibu saya berdarah Sumatera, Ibunda
tercinta telah tiada sejak saya berumur 5 tahun, saya adalah seorang anak yang
di besarkan oleh seorang Ayah.
Nah,
Darimanakah nama “Mulyadi” itu muncul...? Nama itu di ambil dari potongan nama
seorang Penyanyi Keroncong favorit ayah yaitu “Mus Mulyadi”. Dengan demikian,
nama panggilan masa kecil saya adalah “Mul” (Bukan yg sebenarnya).
1 Tahun kemudian Ayah memasukan Saya di sebuah Sekolah Dasar Negeri xxx
(Lupa) tepatnya di Balam KM. 20 – Kec. Bangko Pusako – ROHIL. Kepala Sekolah
adalah teman Ayah, dari KepSek inilah Saya mendapat 2 tambahan, yg pertama
Umur, karena umur saya belum boleh sekolah maka umur saya di tambah 1 tahun,
lahir 1991 menjadi 1990 dan nama menjadi “Mus Mulyadi”, Ayah pun setuju.
5 Tahun kemudian, Saya telah menyelesaikan bangku Sekolah Dasar di SD
Negeri 028 / V Bram Itam Kanan – Kec. Tanjung Jabung Barat – Kab. Tungkal Hilir
– Prov. Jambi. Di SD Saya hanya butuh waktu 5 Tahun untuk menyelesaikanya, Saya
melewatkan kelas 5, karena di anggap pintar dan waktu itu kelas 6 adalah
angkatan ke 2 dengan jumlah siswa sedikit, maka ada beberapa siswa kelas 5 yang
di uji coba naik kekelas 6 secara instan dan saya pun melewatinya dengan baik.
Pada zaman Saya SD, yang Saya ingat hanya 1 Guru yg memanggil saya dengan nama
panggilan “Mus”, saya lebih di kenal dengan nama “Mul”. Nah, pada saat
penulisan nama di Ijazah SD inilah nama saya kembali berubah, Kepala Sekolah
menanyakan nama Saya yg sebenarnya, ini
adalah kesalahan Saya, Saya menuliskannya “Musmuliyadi” alasannya sederhana
karena Saya tidak suka nama Saya di sangkut pautkan dengan Penyanyi Keroncong
Favorit Ayah, Saya ingin punya nama sendiri tentu dengan karakter Saya sendiri.
Waktu terus berjalan, masa SMP pun tiba (SMP N 1 Bangko Pusako). Pada
masa ini saya hidup di bumi melayu lancang kuning tanah kelahiran Saya walaupun
Saya bersuku jawa. Keanehan kembali terjadi, teman Saya dari suku Jawa
memanggil saya “Mul” dan yg dari suku Melayu “Mus”. Panggilan “Mus” sempat
membuat Saya benci dengan nama itu, kebencian ini membuat Saya menghilangkan
kata “Mus” pada nama di buku sekolah Saya sehingga menjadi “M. Mulyadi”. Kenapa
bukan “M. Muliyadi”...? Saya benci huruf “i” pada kata “Muliyadi” yg terletak
sebelum huruf “Y” dan sesudah huruf “L”, bahkan Saya menyesal telah membuat
nama itu di Ijazah SD saya. Walaupun demikian, tetap saja Saya di Panggil
dengan 2 nama “Mus” Versi Melayu dan “Mul” Versi Jawa.
Masa SMA di mulai (SMA N 2 Bangko Pusako), pada Masa ini Saya punya
nama panggilan baru yaitu “Mulya”, tentu saja diambil dari potongan nama Saya.
Pada masa ini hampir semua orang memanggil Saya “Mus” hanya 1 orang guru yang
sedikit berbeda walaupun itu juga kalimatnya yaitu “iMus”, sangat aneh menurut
Saya, namun Saya tersenyum ketika pertama kali Guru Olahraga itu memanggil Saya
dengan sebutan itu, unik dan lucu, baru pertama kali dan itu mengingatkan nama
kecil saya yg juga ditambahkan huruf “i” didepanya. Lalu bagaimana dengan nama
“Mulya”, ide ini muncul ketika Saya bertemu dengan teman yg namanya juga sama
dengan Saya, waktu itu kami jalan – jalan sore dan tidak sengaja bertemu dengan
teman – teman yg lain, kemudian kami pun saling berkenalan, waktu itu saya
menyebutkan nama Saya “Mus” dan teman Saya yg biasa Saya panggil Dia “Mul”
menyebutkan namanya “Mulya”, karena itulah Saya juga menggunakannya ketika
berkenalan dengan orang lain yg baru Saya kenal. Alhasil, nama “Mulya” tidak di
gunakan dalam lingkungan sekolah, tapi di luar sekolah.
Masa kuliah pun akhirnya tiba (STIKOM Pelita Indonesia), Filosofi nama
sangatlah kompleks bagi Saya, Saya pun mulai bingung memahaminya. Ijazah saya
jelas dengan nama “Musmuliyadi” (SD, SMP, SMA) berbeda dengan KTP yaitu “Mus
Mulyadi” ini jelas kesalahan yang dilakukan oleh Kepala Desa. Masa kuliah
membuat Saya sedikit lebih dewasa, dengan hati yg mantab, Saya merubah nama
Saya kembali ke masa lalu pemberian Ayah dengan tambahan tentunya yaitu “Mus
Mulyadi” nama ini tercetak jelas di SKRIPSI Saya dan lagi – lagi Saya menyesali
ini, Saya harusnya membuat nama yang sama dengan Ijazah yaitu “Musmuliyadi”.
Pada masa kuliah, Saya mencintai nama “Mus”, Saya selalu menggunakannya kapanpun
dan dimanapun, namun diawal kuliah Saya masih menggunakan nama “Mulya”.
Masa kini adalah masa dimana Saya sedang bekerja sebagai Guru Komputer
di sebuah Sekolah Swasta “Sekolah Esa Sejahtera” di Pekanbaru, sekarang ini
Saya mencintai nama “Musmuliyadi” dengan panggilan “Mus” dan masih menyesali
nama di KTP dan di SKRIPSI yaitu “Mus Mulyadi” itu adalah sebuah kebodohan yg
tidak perlu, namun dengan itu Saya dapat mengambil sebuah pelajaran sederhana.
Prinsip itu penting untuk menuntun seseorang menuju sesuatu yang lebih baik,
jika suatu prinsip salah maka janganlah malu untuk merubahnya, kita bisa
merencanakan sesuatu dan mengusahakanya dan hasilnya serahkan pada Tuhan yg
Maha Kuasa.
Dari cerita yg kurang menarik diatas Saya juga punya Filosofi yg lain,
yaitu tanda tangan. Dalam tanda tangan yg saya buat sejak SD sampai sekarang
terdapat beberapa huruf penting dalam hidup saya, tanda tangan itu sekilas
hanya bertuliskan huruf “M” “u” dan “S” namun bukanlah itu yg Saya maksud
melainkan beberapa karakter yg memiliki arti tersendiri sebagai berikut : SENSOR
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung dan berkomentar disini...